Jumat, 07 Maret 2014

ANALISIS KURIKULUM 2013

Kelas                           : III
Kompetensi Dasar    : 4.1 Mengamati dan mengolah isi teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
Materi bahasa :
a.       Aspek bahasa
·      Membaca
b.      Materi formal (unsur bahasa) → teks laporan informative hasil observasi
·      Bunyi (13%)
·      Kata (30%)
·      Kalimat (26%)
·      Wacana (21%)
·      Intonasi (10%)
c.       Materi fungsional                                :
No.
Materi fungsional
Penjabaran
1.
Perubahan wujud benda
a. Padat → cair : mencair
b. Padat → gas : menyublim
c. Cair → padat : membeku
d. Cair → gas : menguap
e. Gas → padat : menghablur / mengkristal
f. Gas → cair : mengembun
2.
Sumber energy
a.    Energi panas
b.   Energi listrik
c.    Energi cahaya
d.   Energi bunyi
3.
Perubahan energy
a.    Energi listrik menjadi energi gerak → kipas angin
b.   Energi listrik menjadi energi cahaya → televise, lampu
c.    Energi listrik menjadi energi panas → setrika
d.   Energi listrik menjadi energi bunyi → radio
e.    Energi gerak menjadi energi cahaya → dinamo sepeda
4.
Energi alternative
a.    Energi matahari
b.   Energi angin
c.    Energi air
d.   Energi panas bumi
5.
Perubahan iklim dan cuaca
·      Iklim adalah suatu keadaan dalam jangka panjang yang menggambarkan kondisi cuaca suatu wilayah.
Di Indonesia terdapat 3 jenis iklim :
      1.      Iklim musim (iklim muson)
      2.      Iklim tropis (iklim panas)
      3.      Iklim laut
·      Cuaca adalah suatu fenomena atau perubahan suatu keadaan dalam jangka pendek yang terjadi di wilayah tertentu yang menunjukkan adanya perubahan aktifitas alam seperti hujan, panas matahari, atau mendung.
6.
Rupa bumi dan perubahannya
Lapisan bumi :
     1.      Kerak bumi
     2.      Mantel bumi
     3.      Inti bumi
Proses terjadinya gunung
7.
Alam semesta
a.    Awal terbentuk alam semesta
Big bang, neutron, radiasi
b.   Bentuk alam semesta
Galaksi dan bintang


Lagu anak jaman dulu



Aku itu suka banget dengan stand up comedy, tapi ya gak sefanatik gitu. Terkadang suka berhayal sendiri materi apa yang sekiranya lucu, tapi aku gak bisa korelasikan dengan materi lain. Contohnya materi ini nih, bahas tentang lagu anak-anak,

Menurut gua tu (karena di stand up comedy biasa pake kata gua, ngikut aja alurnya hehe) lagu anak-anak jaman dulu itu kacau banget, bikin karakter anak hancur. Misalnya lagu naik kereta api, liriknyaa kan gini, naik kereta pai tut tut tut siapa hendak turut, ke bandung Surabaya bolehlah naik dengan percuma, gila, anak kecil udah diajarin jadi penumpang gelap men, gak punya tiket, duduknya di atas gerbong, macem bonek aja, habis itu di tengah jalan ada semprot air otomatis buat yang diatas gerbong. Haha parah. Terus, ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama. Ayo bro, cepetan naik, dikejar petugas ntar, pada naik cepet-cepetan di atas gerbong. Haha bonek beneran ini.

Terus ada lagi lagu abang tukang bakso. Abang tukang bakso mari-mari sini aku mau beli. Sampai sini masih baik-baik aja liriknya. Abang tukang bakso cepat dong kemari sudah tak tahan lagi, ini sudah mulai gak bener, anak kecil nyuruh-nyuruh orang dewasa suruh cepet-cepet kemari, apa gak kurang ajar itu. Selanjutnya, satu mangkok saja dua ratus perak yang banyak baksonya, gila beli bakso cuma dua ratus perak doang minta bakso yang banyak, ini anak udah ngajarin ngerampok tukang bakso. Ini anak doyan apa laper, jangan-jangan orang dewasa yang berkedok anak kecil nih, cebol, haha, anak kecil kan gak tau apa-apa. Apa pun alasannya bagi gua udah gak bener itu men, yang dengerin anak kecil asli. Ntar ngajakin temen-temennya ke stasiun cari pedagang bakso, yang banyak baksonya bang yang banyak baksonya (sambil teriak gitu), kasih uang dua ratus perak.

Saya Rida Utami, terima kasih :D

Kamis, 09 Januari 2014

PENDIDIKAN KARAKTER DI SD

Kata karakter berasal dari kata Yunani, Charassein, yang berarti mengukir sehingga terbentuk sebuah pola. Mempunya akhlak mulia adalah tidak secara otomatis dimiliki oleh setiap manusia begitu ia dilahirkan, tetapi memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan pendidikan (proses pengukiran). Dalam istilah bahasa Arab karakter ini mirip dengan akhlak (akar kata khuluk), yaitu tabiat atau kebiasaan melakukan hal yang baik. Al Ghazali menggambarkan bahwa akhlak adalah tingkah laku seseorang yang berasal dari hati ynag baik. Oleh karena itu, pendidikan karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik (baik), sehingga sifat anak sudah terukir sejak kecil.

Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.

Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.

Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

 Pendidikan Karakter di Sekolah

Faktor kelurga sangat berperan dalam membentuk karakter anak. Namun kematangan emosi social ini selanjutnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah sejak usia dini sampai usia remaja. Bahkan menurut Daniel Goleman, banyaknya orang tua yang gagal dalam mendidik anak-anak, kematangan, emosi social anak dapat dikoreksi dengan memberikan latihan pendidikan karakter kepada anak-anak di sekolah terutama sejak usia dini.
Sekolah adalah tempat yang strategis untuk pendidikan karakter karena anak-anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya.

Nilai-nilai Karakter Yang Perlu Ditanamkan di SD

Pada masyarakat yang heterogen dengan berbeda-beda latar belakang social budaya dan agama, adanya common values (nilai-nilai yang dijunjung tinggi bersama) sangat diperlukan. Nilai-nilai ini dapat menjadi perekat yang efektif sehingga akan tercipta relasi social yang harmonis, yaitu terjadinya rasa kebersamaan. Misalnya, adanya nilai kejujuran yang dijunjung tinggi maka akan membuat setiap orang percaya pada kelompok masyarakat lainnya, bahwa mereka tidak akan diambil haknya atau ditipu. Juga dengan adanya tanggung jawab, setiap orang akan menjalankan kewajibannya, sehingga hak semua orang dapat terpenuhi.
Ada beberapa nilai yang dianggap perlu untuk dijadikan fokus pendidikan karakter. Misalnya dalam deklarasi Aspen dihasilkan 6 nilai etik utama (core ethical values) yang disepakati untuk diajarkan dalam system pendidikan karakter di Amerika yang meliputi:
1. Religius
2. Jujur
3. Bertanggung jawab
4. Adil
5. Kasih sayang
6. Kerjasama
7. Santun
8. Peduli
9. Cinta tanah air

Daftar Pustaka
Oktaseji. 2011. Penerapan Pendidikan Karakter di SD. (Online). http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/penerapan-pendidikan-karakter-di-sd/

Jumat, 10 Mei 2013

Contoh Resensi Buku


Judul buku      : Di Atas Tumpukan Jerami
Penulis             : Muhajir Arrosyid
Penerbit           : Kontak Media, Semarang
Tebal               : 100 Halaman
Diresensi         : Farida Utami Purnomo
            Dewasa ini banyak novel-novel yang menceritakan tentang kemewahan, gemerlap metropolitan juga pemandangan alam yang mahal jika kita ingin menikmati. Kehidupan seperti itu banyak dipilih untuk dijadikan cerita-cerita khayal penulis. Jarang penulis yang menceritakan hal-hal natural ataupun ndeso sebagai objek coretan tintanya. Berbeda dengan Muhajir Arrosyid, alumni IKIP PGRI Semarang angkatan tahun 2000 ini menghadirkan kumpulan cerita pendek yang menggambarkan cerita natural dan ndeso dari desa asalnya yakni Dukuh Cabean Desa Sidorejo Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.
            Buku ini merupakan kumpulan dari cerita pendek yang mengisahkan kehidupan sederhana Dukuh Cabean yang memberikan ingatan kepada pembaca bagaimana indahnya hidup dengan kesederhanaan, saling menghargai dan menggapai cita setinggi ada dalam kehidupan di desa.
            Cerita-cerita yang diusung begitu ringan, menceritakan masalah-masalah nyata yang ada di desa, misalnya bekerja di sawah, di pabrik, keinginan untuk menjadi PNS, penyanyi dangdut yang hamil di luar nikah, keinginan orang tua agar anaknya segera menikah dan cerita menarik lainnya yang membuat pembaca terbawa oleh suasana cerita. Tidak hanya mengenai keluarga, ada juga cerita cinta yang dapat membuat hati terenyuh karena ketulusannya.
            Banyak nilai-nilai moral yang dapat kita ambil di dalam buku ini. Ceritanya tersusun dengan runtut, tetapi ada sedikit kekurangan mengenai tokohnya, misalnya ada dua judul cerita yang berbeda, tetapi nam tokohnya sama yaitu Tunu, itu akan membuat pembaca menjadi bingung. Kemudian dalam judul Menggambar Bulan dalam Gendongan, sangat tidak mungkin seorang yang mendapatkan peruntungan yang besar disebabkan oleh anak kecil yang menggambari tembok rumahnya. Bukankah semua yang ada di dunia ini baik rezeki, usia, kesehatan itu atas kehendak Tuhan? Dan semua itu kembali pada kepercayaan  masing-masing. Walaupun terdapat kekurangan, tetapi dengan kelebihannya buku ini tetap menarik untuk dibaca.

RPP Tematik


RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TEMATIK

                              NAMA SEKOLAH                    : SD N SARIREJO 01
                              TEMA                                          : LINGKUNGAN
                              KELAS / SEMESTER               : II / 1
                              ALOKASI WAKTU                  : 1 X Pertemuan (2 X 35 menit)

A.      STANDAR KOMPETENSI
 PKn 
1. Membiasakan hidup bergotong royong
 Bahasa Indonesia
Mendengakan
1.      Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan
  Matematika
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
B.       KOMPETENSI DASAR
1.      PKn
1.1  Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi,dan tolong menolong
 Bahasa Indonesia
Mendengarkan
1.1  Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek 
 Matematika
1.4 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
C. INDIKATOR
1.    PKn
1.1.1        Menyebutkan contoh sikap saling berbagi dan tolong menolong
2.    Bahasa Indonesia
1.1.1        Menceritakan kembali isi bacaan yang di dengar

3.    Matematika
1.4.1 Mengurangkan  bilangan dengan teknik meminjam
                                                                                                                           
 D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.    PKn
·         Melalui permainan siswa mampu membedakan sikap saling berbagi dan tolong menolong dengan gambar dengan benar
2.    Bahasa Indonesia
·         Melalui performance siswa mampu     menceritakan kembali isi bacaan yang di dengar dengan tepat
3.    Matematika
·         Melalui demonstrasi siswa mampu mengurangkan  bilangan dengan teknik meminjam dengan benar
E.  MATERI AJAR
Terlampir 
F.  ALOKASI WAKTU
2 x 35 Menit
G. METODE PEMBELAJARAN
Tanya jawab, ceramah, permainan running stick dan demonstrasi
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.    Pendahuluan
a.    Salam.
b.    Siswa merapikan tempat duduk dan pakaian.
c.    Berdoa.  ( Iman dan taqwa)
d.   Presensi siswa.  (Disiplin)
e.  Guru memberitahukan tema yang akan dipelajari.  (Tanggung jawab)
2.    Kegiatan inti 
a.    Eksplorasi
1)   Siswa bersama guru menyanyikan lagu “Bebek adus kali 
2)   Siswa menyampaikan pendapatnya tentang isi dari lagu tersebut.  (Antusias dan kreatif)
b.      Elaborasi
1)        Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi saling menolong dan berbagi.  (Fokus)
2)        Siswa melakukan permainan running stick untuk membedakan sikap saling berbagi dan saling menolong berdasarkan pengamatan gambar.  (Antusias)
3)        Selanjutnya siswa mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru (Fokus)
4)        Beberapa siswa diminta menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri mengenai cerita yang disampaikan oleh guru .  (Berani)
5)        Guru meminta siswa untuk mengambil beberapa helai daun yang jatuh di halaman sekolah untuk dipraktikkan mengurangkan bilangan (Aktif)
6)        Guru menjelaskan tentang  pengurangan  dengan teknik meminjam
7)        Guru membuat kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa selanjutnya mengerjakan soal pengurangan bilangan dengan teknik meminjam (Kerja sama)
8)        Perwakilan kelompok maju untuk menulis jawaban di papan tulis  (Berani)
c.       Konfirmasi
1)        Bersama siswa guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa
2)        Siswa yang paling aktif dalam kegiatan pembelajaran mendapatkan reward  dari guru  (Menghargai prestasi)
3)        Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, pendapat serta tanggapan mengenai materi yang belum dipahami (Ingin tahu)
4)        Siswa diberikan penguatan verbal seperti kata ”pintar sekali” maupun non verbal seperti “tepuk tangan,” dari guru dan memberi motivasi bagi siswa yang belum optimal dalam kegiatan pembelajaran  (Bijaksana)
3. Kegiatan Penutup
a.    Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.  (Komunikatif)
b.    Siswa mengerjakan evaluasi.  (Gigih)
c.    Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan guru memberi tindak lanjut berupa PR.  (Tanggung jawab)
 d.   Berdoa (Iman dan taqwa)
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Prosedur     : Post test
       Jenis test     : Tertulis dan tidak tertulis
       Bentuk test : Isian
     SOAL
       Pkn
1.      Jika ada teman yang sedang kesusahan kita harus …
2.      Jika kita memiliki makanan, kita harus … kepada adik.
       Matematika
1.      Ardy memiliki 10 permen, diberikan kepada Randi 3 permen.
Maka permen Ardy sisa…
2.      Ibu membeli 20 buah apel. Ayah mendapat 2 apel, kakak dan adik masing-masing mendapat 3 apel.
Berapa sisa apel ibu?
       KUNCI JAWABAN
       Pkn
1.      Menolong
2.      Berbagi
       Matematika
1.      7
2.      12

Teknik penilaian
               Tiap nomor bernilai 2
               Skor total  = 4
               Nilai akhir = skor yang di dapat : skor yang total x 100



Penilaian Bahasa Indonesia

No
Nama
Aspek Mendengarkan
Aspek Bercerita
Jumlah Skor
Keseriusan
Ketenangan
Kelancaran
Keberanian







Keterangan :
            Skor
            Sangat baik    : 5
            Baik               : 4
            Cukup            : 3
            Kurang           : 2
            Sangat kurang : 1

Teknik Penilaian
Skor total  = 20
Nilai akhir = skor yang di dapat : skor yang total x 100

J. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
·      Alat Peraga/media
Gambar saling berbagi dan saling menolong, stick, daun.
·         Buku Sumber :
1.      Nelitayanti, Trinovia. 2008. Cinta Berbahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas I BSE. Jakarta:pusat perbukuan, Departemen pendidikan nasional.
2.      Purnomosidi,dkk. 2008. Matematika untuk SD dan MI Kelas II BSE. Jakarta:pusat perbukuan, Departemen pendidikan nasional.
3.      Siti Rositawaty dan Aris Muharram. 2008. Pendidkan Kewarganregaraan Untuk kelas II SD/MI.Jakarta:pusat perbukuan, Departemen pendidikan nasional.


                                                                                                Semarang,        Desember 2012
Kepala Sekolah                                                                       Guru Kelas



Ida Noorhaida, M.Hum.                                                         Farida Utami Purnomo
NIP                                                                                         NPM 11120072